Aktivis Pakai Rompi Antipeluru
Melindungi
lumba-lumba adalah sebuah kewajiban karena hewan mamalia laut tersebut tidak
seharusnya berada dalam pertunjukan. Namun, tidak mudah untuk melindunginya
dari perburuan dan memerlukan biaya besar.
Perlindungan lumba-lumba tidak mudah bukan hanya karena
memerlukan biaya besar, juga ancaman terhadap para aktivisnya. Seperti yang
dialami Richard O'Barry, aktivis perlindungan lumba-lumba dari Amerika Serikat.
Sebelumnya, Richard adalah pelatih lumba-lumba untuk serial televisi populer,
Flipper. Namun, akhirnya dia berhenti dan mulai menyuarakan pentingnya
perlindungan terhadap lumba-lumba dari pertunjukan dan hiburan.
Sayangnya usaha
Richard, bintang film peraih Oscar ‘The Cove’, mendapat ancaman dan tekanan
dari berbagai pihak. "Sejak menjadi aktivis perlindungan lumba-lumba, saya
mendapat banyak ancaman. Bahkan, saya harus mengenakan rompi antipeluru setiap
waktu,” katanya saat diskusi "Wildlife Protection: Dolphin" di
@america, Jakarta, baru-baru ini.
Ancaman bukan hanya
datang dari pengusaha pertunjukan lumba-lumba, juga industri yang menjual
daging dan sirip hewan ini. "Sirip lumba-lumba harganya sangat mahal, bisa
sampai 100 ribu dolar Amerika Serikat. Tak heran, mereka marah dengan usaha
saya," tutur Richard.
Hal sama juga
dialami para aktivis dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN). Mereka juga kerap
mendapat tekanan saat mencoba menyelamatkan hewan liar, tak hanya lumba-lumba. "Ini
konyol sekali. Hanya untuk menyelamatkan lumba-lumba saja kami harus mengenakan
rompi antipeluru?," tukas Kata Femke den Haas dari JAAN.
Didukung Pemerintah
Langkah
untuk menyelamatkan dan mengembalikan lumba-lumba ke habitatnya, akhirnya
mendapat dukungan dari pemerintah. Terutama dari sirkus keliling dan
pemeliharaan ilegal oleh sejumlah hotel & restoran. Menteri Kehutanan
Zulkifli Hasan mengaku baru menyadari adanya MoU antara Jakarta Animal Aid
Network (JAAN) dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut).
MoU itu berdasarkan
UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Keanekaragaman Hayati itu bertujuan untuk
melindungi, merehabilitasi dan melepas lumba-lumba yang ditangkap dan
dipelihara secara ilegal di Indonesia. Kemenhut juga baru tahu bahwa atas dasar
MoU tersebut, pusat rehabilitasi permanen pertama di dunia telah dibangun oleh
JAAN di Kemujan, Karimun Jawa, tempat di mana banyak terjadi penangkapan ilegal
Lumba-Lumba.
Pusat rehabilitasi
ini tidak pernah dipergunakan sejak dibangun dua tahun lalu, tanpa alasan dari
Kemenhut. Namun, Zulkifli bersedia belajar lebih banyak tentang isu ini dan
bersedia bekerja sama untuk mengakhiri perdagangan dan kekejaman pada
lumba-lumba. Dia akan mulai dengan penyelidikan resmi pemeliharaan lumba-lumba
ilegal di sebuah restoran di Bali yang dibeli dari Wersut Seguni Indonesia, salah
satu operator sirkus keliling.
Sirkus Lumba-luma
Indonesia merupakan
tempat terakhir di dunia yang memiliki sirkus lumba keliling. Itu salahsatu
alasan mengapa Coki ‘Netral’ membuat petisi pada situs Change.org di www.change.org/stopsirkuslumba. Menurut Direktur Kampanye Change.org Indonesia,
Usman Hamid, petisi ini merupakan petisi paling populer dengan hampir 100.000
tanda tangan dari dalam dan luar negeri. Petisi ini berhasil membangun
kesadaran masyarakat dan mendapatkan komitmen dari perusahaan seperti Hero,
Giant, Lottemart, Coca-Cola untuk menghentikan dukungan kepada sirkus lumba
keliling.
Eksploitasi
lumba-lumba yang dibawa dalam sirkus keliling dinilai sebagai salah satu
penyebab kesengsaraan hewan mamalia laut itu. Sumber lumba-lumba tersebut sudah
ditemukan, namun sulit untuk mengembalikannya ke alam liar. Beberapa waktu
lalu, sebuah sirkus keliling di daerah Bekasi, Jawa Barat, menjadi bahan
pembicaraan. Sirkus ini mempertunjukkan lumba-lumba, yang seharusnya berada di
alam liar.
"Ada yang
mengabarkan kami tentang sirkus di Bekasi tersebut, kemudian kami datang
melihatnya dan sangat terkejut," kata Femke den Haas dari Jakarta Animal
Aid Network (JAAN), saat diskusi "Wildlife Protection: Dolphins" di
@america, Jakarta, baru-baru ini.
Sirkus tersebut
membawa lumba-lumba di dalam akurium berukuran sempit, hanya sedikit lebih
besar daripada ukuran satwa cerdas tersebut. "Ini berbahaya sekali. Selain
stres, lumba-lumba tersebut juga bisa keracunan air klorin yang ada di akuarium
tersebut," ujar Femke.
Femke dan JAAN kemudian
menyelidiki asal lumba-lumba tersebut. Hasil penelusuranya membawa mereka ke
sebuah desa nelayan di Jawa Tengah. "Lumba-lumba ini diambil dari laut
dekat desa nelayan tersebut, kemudian dijual ke pengusaha sirkus,"
jelasnya. Sayang, Femke tak menyebutkan nama desa itu.
JAAN pun berusaha
mengembalikan lumba-lumba yang ditangkap tersebut, namun lagi-lagi terhalang
kendala biaya. "Butuh komitmen pemerintah dan juga masyarakat untuk
memberantas sirkus seperti ini," pungkasnya. O ato (berbagai sumber)
Tempat Melihat Lumba-lumba
Siapa tidak ingin
berenang dengan lumba-lumba? Mamalia laut ini terkenal ramah dengan manusia.
Anda pun bisa melihat langsung kemolekan tubuhnya ketika melompat keluar dari
laut, di 3 tempat ini. Inilah tiga tempat yang bisa melihat lumba-limba di
Indonesia.
Pantai Lovina, Bali
Pantai Lovina di
Bali adalah salah satu lokasi untuk bertemu lumba-lumba. Banyak wisatawan yang
sengaja datang sejak pagi untuk melihat lompatan-lompatan cantik dari mamalia
air ini. Jika ingin melihat lumba-lumba, pelancong harus sudah bersiap-siap
menaiki jukung sejak pukul 05.30 Wita. Nantinya, jukung tersebut akan membawa
Anda ke tengah laut, tempat berkumpulnya lumba-lumba.
Ada sekitar
500-1.000 ekor lumba-lumba berkeliaran di sekitar laut lepas Pantai Lovina.
Seakan tahu sudah dinantikan banyak orang, mereka akan dengan agresif berenang
dan memamerkan keindahan tubuhnya di tengah laut. Tak hanya lumba-lumba, alam
bawah laut Pantai Lovina juga menarik untuk dinikmati. Jika beruntung,
lumba-lumba ini akan dengan setia menemani kegiatan renang atau snorkeling
Anda.
Teluk Kiluan, Lampung
Tak hanya Bali,
Lampung juga punya spot untuk melihat lumba-lumba. Adalah Teluk Kiluan, nama
tempat yang akan mempertemukan Anda dengan mamalia air ini. Teluk Kiluan berada
di Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus. Jaraknya hanya sekitar 80 Km dari
Bandar Lampung, atau sekitar 60 Km dari Kota Agung, ibukota Kabupaten
Tanggamus.
Bisa dibilang,
tempat ini adalah salah satu habitat lumba-lumba. Di sini wisatawan bisa
bertemu dan mengambil gambar lumba-lumba. Bila berani dan punya lisensi diving,
Anda bisa ikut berenang dan menari bersama lumba-lumba di Teluk Kiluan.
Teluk Kiluan
memiliki beberapa jenis spesies lumba-lumba. Dua diantaranya adalah lumba-lumba
hidung botol (Tursiops truncatus) dan lumba-lumba paruh panjang (Stenella
longirostris).
Lumba-lumba hidung
botol memiliki badan yang lebih besar dan pemalu. Sedangkan lumba-lumba paruh
panjang memiliki tubuh lebih kecil dan senang melompat. Tapi sebaiknya
wisatawan datang pagi-pagi jika ingin melihat atraksi lucu dari lumba-lumba
ini. Ini karena kebanyakan dari mereka muncul
Siladen, Sulawesi Utara
Satu lagi tempat
yang akan mempertemukan Anda dengan lumba-lumba, yaitu Pulau Siladen di
Sulawesi Utara. Siladen adalah satu dari lima pulau di kawasan Taman Nasional
Bunakan, tepatnya di timur laut Pulau Bunaken.
Biasanya, turis
datang untuk melihat keindahan alam bawah lautnya. Nyatanya, pelancong yagn
datang hanya disuguhkan dengan keindahan alam bawah laut yang cantik. Jika
beruntung, Anda juga bisa melihat lumba-lumba yang asyik berenang di sana.
Lumba-lumba biasanya
akan muncul ketika melihat ada kapal yang berlayar di perairan Siladen. Mereka
akan mengerubungi kapal, seolah ingin mengiringi sepanjang perjalanan. Tak
hanya satu, akan ada 30-40 lumba-lumba yang menemani perjalanan Anda. O tim
Nadine Chandrawinata
Prihatin Lumba-Lumba
Mantan Puteri Indonesia 2005 yang juga aktris dan
aktivis pecinta lingkungan dan binatang, Nadine Chandrawinata, sangat prihatin
dengan eksploitasi lumba-lumba oleh sirkus keliling. Petisi selamatkan
lumba-lumba pun diluncurkan Nadine
bersama Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dan Change.org. Mereka merilis sebuah
sebuah video petisi lumba-lumba yang bisa diakses di Youtube. Pada video tersebut
dijelaskan bagaimana pemeliharaan lumba-lumba yang tidak semestinya oleh
orang-orang di sirkus-sirkus lumba-lumba keliling. Lumba-lumba dibiarkan
kelaparan dan diperdengarkan musik yang sangta keras yang membuat mereka
stress.
Nadine bersama Choki
Netral selaku pemrakarsa petisi ini menyampaikan sudah terkumpul kurang lebih
90.000 dukungan untuk petisi menyelamatkan lumba-lumba dari sirkus-sirkus
keliling. Salah satu dukungan yang baru saja mereka dapat yaitu dari Lottemart
yang melalui surat resminya menyatakan mendukung petisi ini dengan tidak lagi
menyediakan lahan untuk sirkus-sirkus lumba-lumba keliling.
“Lumba-lumba
diperlakukan tidak semestinya. Mereka bisa melakukan 5-6 kali show dalam
sehari. Selain itu ketika membawa dari satu kota ke kota lain, mereka lebih
banyak menggunakan transportasi darat, jarang sekali menggunakan transportasi
udara. Dan mereka tidak didampingi oleh dokter hewan,” jelasnya.
Nadine memang tidak
satu-satunya artis yang terlibat. Selain Choki, juga ada presenter Riyanni
Djangkaru yang mendukung petisi ini. Juga ikut Melanie Subono, dan Kaka Slank,
serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang fokus terhadap kelangsungan hidup
lumba-lumba menggalang petisi untuk menghentikan praktek sirkus keliling yang
mempertontonkan lumba-lumba.
“Saya berharap
dengan adanya petisi ini masyarakat lebih pintar memilih gaya hidup dan hiburan
buat keluarganya. Kita sebagai masyarakat Indonesia yang perduli akan
kelangsungan hidup lumba-lumba,” jelasnya.
Keprihatinan Nadine,
kakak dari Kakak dari si kembar Marcel Chandrawinata dan Mischa Chandrawinata itu,
tak hanya eksploitasi lumba-lumba yang dilakukan sirkus keliling terhadap
lumba-lumba. Dia juga mengaku marah setelah melihat pembantaian besar-besaran
terhadap hewan mamalia laut itu. Dia khawatir
keamanan dan kenyamanan mamalia laut yang bersahabat dengan manusia itu tidak
terjamin karena sering bepergian dari lokasi satu ke lokasi lain. Lain halnya
dengan atraksi lumba-lumba yang berada di satu tempat, seperti pertunjukan di
taman wisata Ancol, Jakarta.
“Saya melihat
langsung. Sirkus lumba-lumba ini cukup gencar. Saat saya main di pantai saya
menemukan baby shark (bayi hiu) dengan keadaan sudah mati, sirip hiunya nggak
ada. Saya melihat itu sangat marah, siripnya diambil tapi dagingnya nggak dipakai.
Hal itu terjadi di pantai Salmona Makasar," ujarnya sambil berharap apa
yang dilakukannya bisa mengembalikan lumba-lumba ke habitatnya. O ato
Tidak ada komentar:
Posting Komentar