Selasa, 19 Maret 2013

Gagal Jadi Presiden 'Back' to Kampus



Karena tekanan dari Cendana kala itu Amien Rais harus didepak dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).Mulailah nama mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu berpendar dalam    bianglala politik nasional. Amien Rais segera menjelma menjadi martir dan trigger perubahan atau lebih tepatnya suksesi kepemimpinan nasional yang sebelumnya sangat tabu dan sakral untuk dibicarakan. Maklum saat itu Soeharto masih berada dipuncak kekuasaannya.

Krisis ekonomi 1997 menjadi momentum aktualisasi diri  yang  menjadikan Amien Rais berdiri digarda terdepan perubahan. Bersama dengan tokoh-tokoh pergerakkan nasional terutama kelompok ‘Petisi 50’ Amien Rais semakin gencar menyuarakan suksesi kepemimpinan nasional.Bahkan kala itu sosiolog Arief Budiman dari ‘tempat persembunyiannya’ di Australia  sempat “mengompori” Amien Rais agar melakukan kudeta. Pendeknya masa-masa reformasi nama Amien Rais telah menjelma menjadi news maker serta media darling, karena cara berpikirnya yang lugas serta gaya bicaranya kritis tanpa tendeng aling-aling .

Puncaknya adalah ketika masa transisi kekuasaan. Diluar prediksi banyak orang, suara yang diperoleh Amien Rais dalam Pemilu 1999 justru sangat minim.Karena suara yang diperoleh partainya Partai Amanat Nasional (PAN) tidak signifikan, maka kans dia untuk maju sebagai kandidat RI satu terhambat. Tapi dari kondisi seperti itulah kecerdikan Amien Rais muncul. Dari manuvernya sebagai penggagas poros tengah akhirnya Gus Dur didaulat sebagai Presiden RI mengalahkan Megawati Soekarnoputri.

Manuvernya berlanjut, baru beberapa waktu Gus Dur menduduki kursi Singgasana sebagai Presiden RI karena manuver Amien Rais cs, Gus Dur pun lengser dan digantikan oleh Megawati. Karena kepiawaiaannya itulah majalah terbitan Singapura, Time sempat memberi gelar ‘King Maker’ terhadap Amien Rais.

Sejalan berlalunya waktu serta setelah jabatannya sebagai Ketum PAN digantikan oleh para yuniornya secara perlahan nama Amien Rais meredup dalam cakrawala politik nasional. Padahal dalam jagat politik nasional saat ini tengah mengalami krisis keteladanan yang hebat, karena banyak para politisi muda saat ini yang justru terjerat kasus korupsi. Kondisi yang menyimpang jauh dari cita-cita reformasi yang salah satu agenda utamanya adalah memberantas korupsi.

Dalam dinamika politik menjelang Pemilu 2014 ini, nama Amien Rais seakan tenggelam. Bahkan kalau kita meminjam jingle iklan sebuah kendaraan, nama Amien Rais “nyaris tak terdengar” dan terjerat dalam dinamika kehidupan kampus setelah keputusannya untuk kembali mengajar di almamaternya Kampus UGM Jogjakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar